Postingan

Sekolah Alam dan Pendidikan Lingkungan

  IBU Jenni, guru di sekolah alam yang terletak di pinggir Kota Tampere, Finlandia, memberi pengarahan singkat kepada siswa kelas 7 SMP yang berkunjung untuk belajar tentang lingkungan dan pelestarian alam. Kepada siswa dijelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang mereka akan peroleh pada hari itu. Semua siswa kelas 7 termasuk guru yang mendampangi dibekali berbagai informasi terkait pembelajaran dan medan lingkungan yang mereka akan jelajahi selama beberapa jam ke depan. Selain itu, Ibu Jenni juga memeriksa kesiapan siswa sebelum berangkat memasuki hutan produktif yang terletak tepat di samping kompleks bangunan sekolah alam. Sebelum bergerak memasuki wilayah perhutanan, siswa diberi tugas awal untuk mengidentifikasi, memilih, dan memetik beberapa dedaunan yang layak dan aman untuk dikonsumsi (diminum) sebagai pengganti daun teh. Dedaunan itu kelak (di akhir kegiatan pembelajaran) akan dinikmati seluruh rombongan yang berpartisipasi dalam pembelajaran melalui penjelajahan hutan (pr

Devisi Kurikulum dan Penilaian Yayasan Sukma (SBMPTN)

 SELASA, 9 Juli 2019, merupkan klimaks dari proses SBMPTN yang panjang dan menguras energi, pikiran siswa mendapatkan jawaban. Hasil SBMPTN tentu saja menggembirakan bagi sebagian, tapi kebanyakan siswa diduga akan mengalami kekecewaan/kesedihan karena usaha dan kerja keras mereka belum membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Namun kita berharap kekecewaan itu hendaknya hanya bersifat sementara karena masih banyak perguruan tinggi swasta yang memiliki program studi yang sangat kompetitif yang juga dapat menampung mereka; selain itu, siswa belum berhasil ini juga bisa untuk mencoba peruntungan pada tahun mendatang dengan persiapan yang lebih baik tentunya.  Sistem Seleksi Pendidikan    Sebuah sistem seleksi yang melibatkan banyak peserta dan datang dari wilayah yang berbeda dan tersebar (a large scale assessment) hendaknya dapat memenuhi tiga kriteria utama, yang berkaitan dengan pertama: keadilan (equity); ke dua: kesempatan (opportunity); dan ke tiga: efisiensi, khususn

Instrumen Penilaian Formatif Sumber

RAMADAN bagi umat Islam disebutkan sebagai bulan refleksi (deep thinking) guna mengevaluasi diri tentang apa saja yang sudah atau belum dikerjakan, termasuk pencapaian mereka sepanjang 11 bulan terakhir. Evaluasi diri dilakukan secara jujur, genuine, dan privat yang hasilnya akan menjadi dasar dan referensi utama dalam menyikapi perjalanan hidup ke depan dan menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan sehingga hasilnya diharapkan akan menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dalam konteks ibadah, hasil refleksi sangat bersifat pribadi sehingga memang tidak memerlukan pengakuan dan persetujuan pihak lain, hanya yang bersangkutan dan Sang Khalik, pemilik kehidupan ini yang mengetahuinya. Namun, buahnya akan mampu mengubah sikap, pandangan, dan perilaku seseorang sesuai dengan perannya dalam kehidupan dan masyarakat (identity). Dalam dunia pendidikan, refleksi sudah menjadi bagian dari format penilaian, khususnya dalam penilaian formatif, yang digunakan untuk me

Edukasi Literasi Iklim

PERMASALAHAN perubahan iklim dalam kurun dua dekade terakhir ini sudah menjadi diskursus global dan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya, tak terkecuali dunia pendidikan/kurikulum. Dampak perubahan iklim merupakan sesuatu yang nyata dan bahkan telah dirasakan penduduk Planet Bumi, terutama pada aspek kehidupan ekonomi, sosial budaya, kesehatan, dan lingkungan. Berbagai bencana berupa suhu udara ekstrem yang berakibat pada kekeringan, kebakaran hutan, bencana alam banjir, dan tanah longsor. Peran lembaga pendidikan UNESCO, melalui program Climate Change Education for Sustainable Development, menekankan pentingnya peran lembaga pendidikan sebagai agen perubahan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda dalam 'literasi iklim' dan dampak destruktif dari pemanasan global terhadap kehidupan. Salah satu strategi yang ditempuh untuk mewujudkan harapan itu ialah mengintegrasikan isu-isu yang terkait dengan perubahan iklim ke dalam kurikul

PENJAMINAN MUTU: INTEGRITASI AKREDITASI DAN AKM

Syamsir Alam Dewan Pengawas Yayasan Sukma  Dua instrumen utama dan menjadi kunci dalam pengendalian mutu pendidikan yang dimiliki Kemdikbud-ristek adalah (1) terkait dengan kebijakan kurikulum dan (2) penilaian nasional. Instrumen yang terkait dengan kebijakan mutu pendidikan lainnya, seperti: guru, pengawas, dan kepala sekolah/manajemen, sejak reformasi 1998 pengangkatan, pembinaan, dan pengawasan dilimpahkan kewenangannya kepada pemerintah daerah, diotonomikan.  Kurikulum Kurikulum sejak 2013 terus disempurnakan konsep dan implementasinya dan pemberitaan tentang pentingnya perubahan kurikulum secara berkesinambungan berlangsung relatif lebih senyap, tidak banyak mengundang perdebatan/kontraversial. Sebaliknya, penilaian (terutama kebijakan terkait ujian nasional) akan selalu mengundang reaksi yang kontraversial tentang perlu atau tidak perlu dilakukan. Dan hampir pada setiap pergantian pimpinan kementerian pendidikan keberadaan penilaian nasional (baca: UN) akan selalu menjadi perhat

Diversifikasi Kurikulum dan Keadilan Pendidikan

Syamsir Alam Devisi Kurikulum dan Penilaian Yayasan Sukma         Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang ‘terpaksa’ dilakukan satuan pendidikan selama hampir satu setengah tahun terakhir ini, sebagai akibat dari merebaknya virus Covid 19, ditengarai akan memicu terjadinya kesenjangan kualitas pencapaian hasil pembelajaran siswa; di samping, potensi kehilangan pembelajaran (learning loss). Meskipun studi yang lebih komprehensif terhadap dampak pandemi Covid 19 terhadap pembelajaran siswa pada semua jenjang dan jenis pendidikan belum pernah dilakukan, penelitian dan pengamatan secara terbatas terhadap hasil pembelajaran siswa mengindikasikan bahwa kesenjangan hasil pembelajaran (quality discrepancy) diduga akan semakin lebar menganga. Kesenjangan kualitas hasil pembelajaran siswa ini diperkirakan disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk keterbatasan sosio-ekonomi dan pendidikan sebagian masyarakat (orangtua), sehingga menimbulkan permasalahan pada pendampingan siswa dalam belajar di rumah,

METIGASI ‘LEARNING LOSS’

Syamsir Alam Divisi Kurikulum dan Penilaian Yayasan Sukma           Keputusan pemerintah untuk melonggarkan ketentuan yang memungkinkan sekolah dapat dibuka kembali setelah sudah lebih dari enam bulan ditutup karena pandemi Covid 19, disambut masyarakat dengan beragam, banyak yang merasa senang, namun juga terdapat porsi masyarakat yang belum berkenan sekolah dibuka mengingat kurva Covid 19 belum menunjukkan kecenderung melandai. Apabila sebelumnya pemerintah hanya akan memberikan ijin pada sekolah yang berada di daerah zona hijau yang dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka (in-person); dengan ketentuan baru, sekolah yang berlokasi pada zona kuning pun diperbolehkan, tentunya dengan kewajiban bagi sekolah untuk mematuhi (comply) dengan protokol kesehatan, seperti:seluruh warga sekolah harus mengenakan masker, menjaga jarak, dan menyediakan sarana untuk mencuci tangan dan pengukur suhu badan.          Antusiasme masyarakat dibukanya kembali sekolah bukan hanya karena mereka akan ter